Gizi Prakonsepsi Membangun Generasi Revolusi Industri 4.0
Bayi yang sehat lahir dari ibu yang sehat pula. Ungkapan ini bukan sekadar pameo, namun peringatan bagi para wanita
agar bisa menjadi kesehatan dirinya sebaik mungkin, utamanya sebelum terjadi pembuahan pada wanita usia subur (WUS)
atau dikenal dengan
istilah prakonsepsi.
"Pelayanan bagi wanita prakonsepsi yaitu sebelum kehamilan adalah untuk memastikan bahwa kondisi dan perilaku ibu
pada saat sebelum hamil dan selama kehamilan dalam kondisi baik," jelas Dr. dr. Lucy Widasari MSi., di Jakarta, Rabu
(20/2/2019) lalu.
"Dengan pemeriksaan kesehatan sedini mungkin, maka segala risko yang bisa timbul bagi ibu dan bayi dapat terdeteksi,
diidentifikasi dan dikelola agar pertumbuhan anak sejak sebelum terjadi pembuahan, lalu pada periode 1000 Hari
Pertama Kehidupan (1000
HPK) meliputi 270 hari dalam kandungan sampai anak usia 2 tahun (730 hari) pertama kehidupannya dapat berjalan
dengan baik," papar Dr. dr. Lucy yang merupakan lulusan terbaik Program Doktor Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin,
Makassar, periode Desember 2018 dengan predikat cumlaude dan IPK 4.0 ini.
Ditambahkannya, dengan pola pelayanan kesehatan yang baik, maka loss generationdapat dihindari.
Menurut dokter Lucy, gizi buruk dalam periode 1000 HPK dapat menyebabkan stunting yang tidak dapat dipulihkan
(irreversible), terkait dengan masalah gizi pada wanita sejak sebelum terjadi pembuahan (sebelum konsepsi, atau
prakonsepsi).
Seperti diketahui, pelayanan pemeriksaan kehamilan atau antenatal care (ANC) selama ini terkendala dalam
keterlambatan kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa kehamilan (K1), serta banyaknya kasus anemia pada
wanita pra hamil (prakonsepsi).
Lebih jauh dokter Lucy beranggapan, pengembangan daya saing, terutama di era globalisasi dan digitalisasi dalam
Revolusi Industri 4.0 serta di tengah perebutan sumber daya pembangunan yang terbatas dan semakin langka, memerlukan
upaya dan pendekatan
yang berbeda dari periode sebelumnya.
"Agar daya saing tetap kuat, seluruh unsur kependudukan harus mampu mengembangkan inovasi, kreatifitas, mandiri yang
responsif terhadap era Revolusi Industri 4.0 yang pencapaiannya seyogyanya disiapkan sejak sebelum terjadi pembuahan
(prakonsepsi),"
papar Dr. dr. Lucy Widasari.