Fortifikasi Pangan, Strategi Penanggulangan Kekurangan Zat Gizi Mikro DR. dr. Lucy Widasari.,MSi


Fortifikasi adalah penambahan satu atau lebih zat gizi ke dalam bahan pangan dengan
tujuan meningkatkan nilai gizi bahan pangan. Fortifikasi dibedakan menjadi
fortifikasi wajib dan sukarela. Salah satu manfaat fortifikasi adalah
perannya dalam mencegah kekurangan zat gizi tertentu, diantaranya kekurangan
vitamin A (KVA) yang masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di
negara berkembang. Berdasarkan badan kesehatan dunia (WHO) fortifikasi
merupakan program perbaikan gizi yang paling "murah biaya" diantara berbagai
program kesehatan tetapi sangat besar manfaatnya.
Promosi tentang pentingnya konsumsi minyak goreng yang telah difortifikasi vitamin A secara regular khususnya untuk ibu menyusui dan atau pemberian 1 kapsul vitamin A pada minggu ke 6 setelah melahirkan, dapat menjadi salah satu alternatif mengatasi kekurangan vitamin A hal ini disampaikan oleh Abdul Salam.,SKM.,M.Kes dalam sidang promosi doktor yang berjudul Pengaruh Intervensi Suplementasi Vitamin A, Minyak goreng Fortifikasi, dan Edukasi Gizi Terhadap Retinol Air Susu Ibu serta Morbiditas Ibu dan Bayi di gedung Pascasarjana Institut Pertanian (IPB) Bogor pada hari Jum'at 4 Januari 2019. Abdul Salam.,SKM.,M.Kes merupakan peneliti pertama yang melakukan suplementasi vitamin A pada ibu nifas pada 6 minggu postpartum sesuai dengan rekomendasi WHO tahun 2011 serta melihat efek minyak goring fortifikasi 62 SI vitamin A pada ibu nifas terhadap kadar retinol ASI serta morbiditas ibu dan bayi.
Lebih lanjut, berdasarkan hasil disertasi Abdul Salam.,SKM.,M.Kes yang juga adalah staf pengajar pada Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin Makassar menyatakan bahwa, pemberian minyak goreng yang difortifikasi dengan 62 SI vitamin A lebih efektif dalam mengurangi frekuensi kejadian sakit ISPA dan diare pada ibu pada masa nifas maupun bayi dibandingkan dengan pemberian suplementasi vitamin A dan edukasi gizi yang dilakukan pada 7 wilayah puskesmas di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Pemberian vitamin A dosis tinggi, minyak goreng yang difortifikasi dengan 62 SI vitamin A maupun pemberian edukasi gizi memberikan efek yang sama terhadap kadar retinol ASI pada 1 bulan maupun 3 bulan setelah intervensi. Komisi pembimbing pada disertasi ini adalah Prof. Dr. Ir. Dodik Briawan,MCN, Dr.Ir. Drajat Martianto,MSi dan Prof. Dr.dr. Abdul Razak Thaha.,MSc. Sedangkan tim penguji adalah Dr.Ir.Cesilia Meti Dwiriani,MSc, Dr. Luh Ade Ari Wiradnyani,SSi,MSc, Dr. Ir. Sri Anna Marliyati.,MS dan Pungkas Bahjuri Ali,STP,MSi.,PhD.
Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada keberhasilan bangsa
itu sendiri dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehat, cerdas,
dan produktif. Seluruh negara di dunia mengakui bahwa gizi
merupakan investasi dalam terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas dalam
pembangunan negaranya. Pemenuhan gizi bagi wanita sejak sebelum terjadinya
pembuahan (masa prakonsepsi), masa kehamilan dan nifas berperan
penting dalam menentukan kualitas anak yang akan dilahirkannya. Jika bayi dan
anak-anak sejak dini memiliki status gizi yang baik, maka tidak mudah terserang
penyakit, pertumbuhan fisik dan kecerdasannya juga menjadi optimal.
Kesehatan fisik dan kecerdasan menjadi modal anak tersebut memperoleh pendidikan
dan keterampilan yang baik serta menggunakan kemampuan dan produktivitasnya untuk
bersaing merebut lapangan kerja yang memberikan pendapatan
lebih baik.
Status gizi masyarakat sangat menentukan kualitas sumberdaya manusia, prestasi akademik dan daya saing bangsa. Dalam kondisi miskin yang menjadi masalah dalam pemenuhan pangan dan gizi adalah ketersediaan bahan makanan, dan fortifikasi pangan merupakan salah satu strategi dalam mengurangi angka kesakitan, meningkatkan kapasitas fisik dan kemampuan kognitif dengan perbandingan antara manfaat dan biaya yang lebih baik (lebih cost effective).Keadaan gizi normal tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi, dan tingkat gizi seseorang dalam suatu masa bukan saja ditentukan oleh konsumsi zat gizi pada masa lampau, bahkan jauh sebelum masa itu. Mari bersama membangun gizi menuju bangsa sehat berprestasi. Gizi seimbang, prestasi gemilang. "Selamat menyongsong Hari Gizi Nasional ke-59 Tanggal 25 Januari 2019"
